Selasa, 13 Januari 2015

Tugas ESAY


Tugas ESAY

Maraknya Pamflet , Baliho , dan Poster dalam Marketing dijalanan


 Maraknya pamflet , baliho , dan poster dalam marketing dijalanan merupakan suatu hal yang wajar dijalan. Banyaknya tempelan-tempelan dipinggir jalan sudah biasa dilihat oleh warga ataupun pengguna jalan lainnya.
Maraknya pamflet , baliho , dan poster yang berjejer dipinggir jalan merupakan suatu hal yang wajar dijalan. Pamflet , baliho , dan poster bisa menjadi suatu informasi bagi warga masyarakat dan pengguna jalan yang melihat pamflet , baliho , dan poster dari produk baru tersebut. Disamping itu banyak pula kerugian dari terpasangnya pamflet , baliho , danposter seperti rusaknya pemandangan sekitar, mengotori pinggir jalan dan lain sebagainya. 
Dengan maraknya pamflet , baliho , dan poster mempunyai banyak dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif bagi warga masyarakat sendiri maupun pengguna jalan. Dengan maraknya kejadian tersebut kita sebagai warga masyarakat dan pengguna jalan sebaiknya menyerap informasi yang ada dan membuang dampak negatif atau kerugian dari adanya pamflet , baliho , dan poster.

Sabtu, 09 Agustus 2014

analisis puisi


Analisis puisi Chairil Anwar-Doa
Pada puisi kali ini Chairil Anwar menceritakan bahwa dirinya adalah seorang yang mempunyai keterbatasan dan ketidakmampuan.
Chairil Anwar mengakui bahwa dirinya masih membutuhkan Tuhan-nya dan tidak bisa berpaling dari Tuhan. 
Chairil juga selalu mengingat Tuhan-nya.
Diksi yang digunakan oleh Chairil Anwar sangat kental dengan kata-kata bermakna Ketuhanan. 
Kata yang digunakan Chairil Anwar sebagai judul juga menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan sang pencipta. 
Kata seperti Tuhanku,nama-Mu,mengingat kau,cahya-Mu,di pintu-Mu juga mendukung tema dalam puisi Doa ini.Aku tidak bisa berpaling
Puisi yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya denganTuhan.
Kata `Tuhan` yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan.
Analisis puisi Sabran-kepada Tuhanku
Dalam puisi “Kepada Tuhanku”, Sabran mengakui bahwa tiada kekuatan lain yang dapat membimbing dan mengusir kegelisahan yang berada di jiwanya, 
kecuali kekuasaan dan kekuatan Tuhan yang mahatinggi. 
Meskipun kesadaran itu datangnya terlambat dalam diri penyair, hal itu tidak menjadi penghalang baginya untuk memohon ampun dan menyerah pasrah pada kehendak Ilahi
Dalam tulisannya tersebut Sabran menjelaskan bahwa Takdir yang dimaksud dengan puisi keagamaan tersebut adalah puisi yang menjelmakan perasaan keagamaan. 
Perasaan keagamaan yang suci ini, merupakan motivasi bagi pengarang dalam melahirkan puisi yang bertemakan ketuhanan.

Rabu, 22 Januari 2014

puisi


Bintang untuk Sahabat

By: Dwita Sofiarum


Dimalam yang sepi dan sunyi

Disini aku berdiri

Berdiri memandang bintang dilangit

Ingin ku persembahkan

bintang nan indah itu untuk sahabat




sahabat yang selalu ada saatku senang maupun susah

sahabat yang selalu menemaniku kapanpun

sahabat bagai bintang yang menemani bulan

kan ku persembahkan bintang padamu sahabatku

cerpen pengalaman


Perjuangan Seorang NENEK

             tin…tin…tin ” suara klakson mobil dan motor terdengar ditelinga ketika aku sedang turun dari bis yang aku tumpangi. Kulihat seorang nenek-nenek sedang berdiri dipinggir jalan menunggu bis. Ketika aku turun nenek itu tersenyum padaku , aku pun tersenyum pula padanya. Tidak pertama kali ini aku melihatnya , sudah beberapa kali aku melihatnya berdiri disini sendiri. Mata nenek tersebut terlihat sayu seperti kurang tidur, badannya yang sudah renta masih terlihat kuat dihadapanku, kadang nenek itu batuk. Hatiku terketuk untuk mendekatinya. Kudekati nenek tersebut dan kutanya
          “ nenek mau kemana ? “ tanyaku padanya
          “ mau ke pasar nduk “ jawabnya
          “ nenek ingin ingin berjualan disana? “ tanyaku lagi
          “ iya nduk, nenek berjualan disana “ jawabnya sambil terbatuk-batuk
          “ nenek kan sudah tua, apakah anak dan cucu nenek tidak melrangnya “ tanyaku padanya dengan nada sedikit kasihan
          “ mereka sibuk dengan urusannya nduk, jika nenek tidak berjualan dapat makan dari mana nenek  “ jawabnya dengan nada sedih
          “ kalau boleh tau nenek berjualan apa ? “ tanyaku
           ini ada nasi nduk “ jawabnya sambil memperlihatkan dagangannya
           “ bolehkah aku membelinya satu nek ? “ ucapku padanya
          “ boleh ini nduk “ ucapnya sambil memberikan satu bungkus nasi dengan lauknya
          “ berapa nek ?” tanyaku padanya
          “ 4 ribu saja nduk “ ucapnya
          Aku pun mengambil uang lima ribu dan memberikan padanya sambil aku ucapkan “ kembalinya ambil saja nek”. Nenek itu pun berterima kasih padaku. Setelah itu aku pun pulang kerumah.

Jumat, 08 November 2013

Seminar bersama Budi Maryono


Seminar Bersama Budi Maryono

Pada suatu hari disekolahku diadakan seminar dengan naratornya seorang cerpenis yaitu Budi Maryono. Budi Maryono adalah seorang cerpenis yang dulu pernah bekerja sebagai wartawan dikorang suara merdeka. Dia mengadakan perjalanan kesekolah-sekolah dan membacakan cerpennya. Dia mempunyai novel yang berjudul “ SEMAR YES” dan perjalanannya disebutnya “ SEMAR SAFAR”. Disekolahku diadakan seminar yaitu membaca cerpen dan diskusi bersama Budi Maryono. Didalam seminar itu kita dapat bertanya kepada beliau. Beliau seorang yang sangat ramah dan pintar membuat puisi yang sangat bagus. Diakhir acara semua berfoto bersama Budi Maryono dan semua merasa gembira.

cerpen “DIA YANG MALANG”


“DIA YANG MALANG”

            Disuatu pagi yang begitu dingin disertai angin yang berhembus kencang seakan-akan menembus tulang. Ada seorang anak yang digendong ibunya berkeliling desa membawa suatu dagangan. Hatiku seakan kasihan kepada orang tersebut dan kupanggil dia
            “ mbak. . .mbak” ucapku
            Dia pun menengok dan menghampiriku,betapa kagetnya diriku melihatnya. Dia seperti teman saat SDku dulu.
            “ kamu nur ya” ucapku
            “ iya, sepertinya aku mengenalmu” ucapnya sedikit bingung
            “ aku dwita, teman sd mu dulu”
            “ oh dwita” ucapnya sedikit sedih
            “ kenapa kamu sedih?” ucapku sambil melihatnya
            “ enggak kenapa-kenapa kok” ucapnya sedih
            “ tapi kamu terlihat sedih ,ada apa? Cerita saja, oh ya ini siapa?” ucapku
            “ aku sedih karena aku tak seberuntung kamu. Ini anakku” ucapnya sedikit mengeluarkan air mata
            “ ini anakmu?’’ ucapku sedikit kaget
            “ iya ini anakku” ucapnya sedikit mengeluarkan air mata
            “ sudahlah,jangan menangis.jika kamu siap ceritalah padaku” uacapku iba padanya
            “ begini dulu pada saat aku smp, aku disuruh nikah sama ibuku,setelah beberapa bulan aku menikah ibuku meninggal dan suamiku mulai berubah. Dia selalu membentakku dan memukuliku, setelah itu kita becerai dan jadi seperti inilah aku sekarang. Aku iri padamu padahal seharusnya aku masih sekolah sepertimu” ucapnya sambil menangis
            “ sudahlah mungkin itu sudah kehendak yang diatas,semoga tuhan memberimu yang terbaik.” Ucapku sambl merangkulnya
            “ terima kasih ya dwita. Maukah kau membeli daganganku            ,aku belum makan dari pagi” ucapnya sambil menunduk
            “ kamu makan saja disini. Tunggu sebentar aku ambilkan” ucapku sambil berlalu kedapur
            “ terima kasih”
            “ ini makanannya silahkan dimakan dulu” ucapku sambil menyodorkan makanannya
            Dia makan dengan lahapnya sampai aku merasa kasihan kepadanya. Aku pun pergi edalam dan mengambil beberapa lembar uang untuknya.
            “ terima kasih atas makanannya” ucapnya sambil tersenyum
            “ iya sma-sama”
            “ maaf aku telah merepotkanmu. Aku pamit pulang dulu ya” ucapnya sambil beranjak berdiri
            “ tidak apa-apa kok. Nih uang buat kamu dan anakmu ini” ucapku sambil menyodorkan uang
            “ terima kasih lagi dwita” uacapnya sambil memegang tanganku
            “ iya tidak apa-apa”
            Dia pun berjalan pulang sambil menggendong anaknya dan membawa dagangannya. Aku melihatnya dengan rasa yang masih iba.


TAMAT
http://cursor.com/index_07.gif